Kunjungan Teman

Friday, May 20, 2011

Pemerintah AS Terancam Gagal Bayar

Ketidakmampuan membayar utang jatuh tempo tidak hanya akan menambah ongkos pinjaman pemerintah, tapi juga pinjaman swasta.
MENTERI Keuangan Amerika Serikat (AS) Timothy Geithner menyatakan kondisi utang pemerintahnya hampir menyentuh batas tertingginya, yakni US$14,3 triliun. Ia memperingatkan kondisi itu bisa berakibat bencana dan resesi baru jika Washington tidak bisa mengadakan utang baru.
Gagalnya Kongres AS menaikkan batas utang hingga hari ini memaksa Geithner merealokasi anggaran untuk memenuhi kewajibannya, termasuk membayar para pemegang obligasi mereka.
Namun, tindakan tersebut hanya bisa dilakukan hingga 2 Agustus. Setelah itu, Washington akan terpaksa mengemplang pembayaran yang dapat mengguncang paiar keuangan dunia.
"Default dapat memicu bencana tidak terkira terhadap ekonomi kita, mengurangi pertumbuhan secara signifikan,dan meningkatkan pengangguran," ujar Geithner dalam suratnya tertanggal Jumat (13/5) kepada senator asal Partai Demokrat Michael Ben-net seperti dikutip kantor berita Renters, kemarin.
Pemerintahan Obama dan para pembuat kebijakan hingga kini masih terus berseberangan mengenai cara mengekang laju utang AS. Partai Republik berkukuh menolak penaikan batas utang tanpa adanya pemotongan anggaran belanja secara lebih mendalam.
Namun, Geithner mengingatkan default, atau gagal bayar, tidak hanya akan menambah ongkos pinjaman bagi pemerintah, tapi juga bagi rata-rata rakyat AS, kalangan bisnis, dan pemerintah lokal.
"Kenaikan bunga obligasi akan meningkatkan ongkos sebuah keluarga dalam membeli rumah, kendaraan, atau untuk menyekolahkan anak mereka ke perguruan tinggi. Hal ini juga akan menyulitkan pengusaha memperoleh pinjaman untuk memulai usahaatau berinvestasi," ujarnya.
Hingga kini, negara ekonomi terbesar dunia tersebut masih dalam tahap pemulihan dari krisis finansial 2007-2009. Akan tetapi, 13,7 juta orang telah kehilangan pekerjaan dan tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) serta pangan mengancam proses pemulihan ekonomi. "Kontraksi tiba-tiba (belanja pemerintah) mungkin akan mendorong kita ke resesi double-dip," kata Geithner.
Saat ini Washington diperkirakan mencetak utang US$125 miliar per bulan. Sampai Kamis (12/5), batas pinjaman yang tersisa hanya US$38 miliar. Geithner dan Gubernur Federal Reserve Ben Bernanke berulang kali mendesak agar Kongres AS segera menyetujui penambahan batas utang.
Ancaman inflasi
Pada kesempatan lain Washington mencatat inflasi April merupakan tertinggi dalam 2,5 tahun. Harga bahan bakar dan pangan menjadi kontributor utama. Namun, pertan-da adanya kenaikan harga konsumen masih sangat kecil untuk dapat menyulitkan The Fed.
Di sisi lain, sebuah survei memperlihatkan kenaikan tingkat inflasi juga menimbulkan kecemasan masyarakat AS mengenai kondisi keuangan mereka.
Harga konsumen tercatat meningkat 0,4% pada April, melambat ketimbang 0,5, pada Maret. Jumat (13/5) lalu, Departemen Tenaga Kerja mencatat kenaikan tersebut mendongkrak inflasi menyentuh angka 3,2% dan tercatat sebagai kenaikan inflasi tahunan tertinggi sejak Oktober 2008.
Terlepas dari gejolak harga pangan dan ongkos energi, inflasi inti naik tipis 0,2% dari Maret lalu. Kenaikan 1,3. dalam 12 bulan merupakan kenaikan tertinggi sejak Februari 2010.
The Fed bahkan memperkirakan angka tersebut akan mendekati 2% dalam beberapa waktu ke depan.

Tuesday, May 10, 2011

Kuasi Reorganisasi

I Made B. Tirthayatra
Warta Bapepam-LK
Perusahaan-perusahaan yang laporan keuangannya berisi saldo laba negatif, atau dikenal dengan istilah defisit, mengalami beberapa hambatan dibanding perusahaan yang tidak mengalami defisit. Hambatan-hambatan tersebut antara lain adalah relatif lebih sulitnya memperoleh pendanaan dibanding dengan perusahaan yang tidak mengalami defisit. Kreditor biasanya memberikan persyaratan pinjaman yang lebih tinggi kepada perusahan yang defisit dibanding kepada perusahaan yang memiliki saldo laba positif. Disamping itu, investor juga mengalami kerugian karena perusahaan yang defisit tidak diperkenankan oleh Undang-Undang tentang Perseroan terbatas untuk membagi deviden.

Adanya hambatan-hambatan tersebut menimbulkan kebutuhan bagi perusahaan-perusahaan yang mengalami defisit untuk menghapus saldo defisit dari laporan keuangan mereka. Sebenarnya saldo defisit akan terhapus apabila akumulasi laba bersih pada tahun-tahun berikutnya cukup besar untuk menutup defisit. Namun apabila saldo defisit sudah sangat besar, maka akan memakan waktu sangat lama bagi perusahaan untuk menutup defisitnya jika hanya mengandalkan laba bersih perusahaan. Satu cara yang memungkinkan perusahaan mengeliminasi defisit tanpa semata-mata menggunakan laba bersih adalah dengan melakukan kuasi-reorganisasi.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 51 (Revisi 2003) tentang Akuntansi Kuasi-Reorganisasi mendefinisikan kuasi-reorganisasi sebagai reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi nyata, yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo laba negatif atau defisit. Adanya keterangan tanpa melalui reorganisasi nyata pada definisi kuasi-reorganisasi adalah karena pada kuasi reorganisasi tidak terdapat restrukturisasi nyata seperti restrukturisasi hutang atau adanya arus dana secara nyata. Pada kuasi-reorganisasi yang ada hanyalah penilaian kembali seluruh aktiva dan kewajiban pada nilai wajarnya dan penghapusan defisit ke beberapa akun ekuitas.

Beberapa emiten yang melakukan kuasi reorganisasi sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 adalah sebagai berikut:


Tabel 1
Daftar Emiten yang melakukan kuasi-reorganisasi
tahun 2003 sampai dengan 2007

Ketentuan yang wajib dipenuhi oleh perusahaan dalam melaksanakan kuasi-reorganisasi adalah PSAK No. 51 tentang Akuntansi Kuasi-Reorganisasi, Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, dan Anggaran Dasar Perusahaan yang bersangkutan. Khusus bagi Emiten dan Perusahaan Publik, disamping ketentuan di atas juga wajib mengikuti Peraturan Bapepam-LK No. IX.L.1 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kuasi Reorganisasi. Peraturan ini mewajibkan adanya keterbukaan informasi yang memadai bagi pemegang saham dan mewajibkan perusahaan untuk memperoleh persetujuan RUPS. Dengan Peraturan tersebut diharapkan bahwa pelaksanaan kuasi-reorganisasi oleh Emiten dan Perusahaan Publik semakin memiliki landasan hukum yang jelas dan kepentingan pemegang saham masyarakat semakin terlindungi. Disamping itu, sehubungan dengan pelaksanaan RUPS Emiten dan Perusahaan Publik wajib mengikuti Peraturan Bapepam-LK No. X.I.1 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham.

Peraturan-peraturan di atas mencakup berbagai aspek yang terkait dengan pelaksanaan kuasi-reorganisasi oleh perusahaan pada umumnya, dan Emiten dan Perusahaan Publik pada khususnya, seperti aspek keterbukaan informasi, perlindungan pemegang saham, perlakuan akuntansi, dsb. Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, berikut adalah intisari atas hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kuasi-reorganisasi oleh Emiten dan Perusahaan Publik.

Kondisi yang harus dipenuhi oleh Emiten dalam melakukan kuasi reorganisasi
Berdasarkan PSAK No. 51 dan Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.L.1, Emiten dan Perusahaan Publik hanya dapat melakukan Kuasi Reorganisasi apabila memenuhi seluruh persyaratan dan kondisi yang ditetapkan. Persyaratan dan kondisi tersebut adalah perusahaan mengalami saldo laba negatif selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam jumlah yang material, memiliki status kelancaran usaha dan memiliki prospek yang baik pada saat kuasi-reorganisasi dilakukan, saldo laba setelah proses kuasi-reorganisasi harus nol, memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, dan pelaksanaan kuasi-reorganisasi tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Kewajiban untuk mengalami saldo laba negatif selama 3 tahun berturut-turut dalam jumlah yang material, dan memiliki prospek yang baik dimaksudkan agar tidak setiap Emiten dan Perusahaan Publik yang mengalami defisit dapat melakukan kuasi reorganisasi. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa kuasi-reorganisasi bukan merupakan reorganisasi yang nyata, sehingga kesempatan untuk melakukan kuasi-reorganisasi ini hanya diberikan kepada perusahaan yang benar-benar membutuhkannya. Dengan persyaratan ketat sebagaimana disebutkan dalam PSAK No. 51 dan Peraturan No. IX.L.1 maka hanya Emiten dan Perusahaan Publik yang defisitnya bernilai material dan telah berlangsung cukup lama, dan memiliki prospek yang baiklah yang dapat melakukan kuasi reorganisasi.

Adapun kewajiban bahwa saldo laba setelah proses kuasi-reorganisasi harus nol memiliki dua tujuan. Pertama kuasi-reorganisasi tidak boleh dilakukan jika tujuannya hanya sekedar mengurangi defisit, namun harus benar-benar untuk menghapus defisit. Apabila setelah dilakukan penilaian kembali aktiva dan kewajiban ternyata nilainya tidak cukup untuk menghapus seluruh defisit maka Emiten dan Perusahaan Publik publik tidak boleh melakukan kuasi-reorganisasi. Tujuan lainnya adalah agar kuasi reorganisasi tidak digunakan untuk meningkatkan saldo laba positif. Apabila Kuasi Reorganisasi dapat digunakan untuk menambah saldo laba positif maka tujuan semula untuk membantu perusahaan yang terbebani defisit dapat disalahgunakan untuk meningkatkan saldo laba tersebut.

Kewajiban untuk memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham merupakan salah satu bentuk perlindungan terhadap pemegang saham. Hal ini karena melalui RUPS pemegang saham memiliki kesempatan untuk mencegah rencana kuasi-reorganisasi apabila rencana tersebut dipandang merugikan kepentingan pemegang saham. Disamping itu, Perlindungan tersebut didapat pemegang saham dalam bentuk adanya keterbukaan informasi terkait dengan rencana kuasi-reorganisasi sehingga pemegang saham dapat menentukan keputusan dengan tepat dalam RUPS.

Penilaian Aktiva dan Kewajiban
Apabila seluruh kondisi yang dipersyaratkan tersebut diperkirakan dapat terpenuhi, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan penilaian kembali seluruh aktiva dan kewajiban perusahaan pada nilai wajarnya. Karena merupakan prasyarat dalam melakukan kuasi-reorganisasi, maka penilaian kembali ini tetap wajib dilakukan meskipun saldo akun-akun ekuitas yang ada sebelum dilakukannya penilaian kembali telah cukup untuk menutup defisit yang ada. Penilaian kembali bahkan tetap harus dilakukan meskipun penilaian tersebut menghasilkan nilai aset bersih yang lebih rendah dibanding nilai sebelum penilaian kembali. Peraturan Bapepam-LK nomor IX.L.1 menyatakan bahwa penilaian kembali aktiva tetap harus dilakukan oleh Penilai yang terdaftar di Bapepam-LK, dan penilaian kembali kewajiban dan aktiva selain aktiva tetap dilakukan oleh Pihak independen.
Sehubungan dengan penilaian aktiva tetap, terdapat ketentuan perpajakan yang perlu diperhatikan. Dalam hal penilaian kembali tersebut dimintakan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak, maka atas selisih lebih penilaian kembali tersebut akan terkena pajak. Hal ini karena peningkatan nilai aktiva tersebut pada gilirannya akan meningkatkan biaya penyusutan sehingga akan mengurangi pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
Sebaliknya, apabila penilaian kembali tersebut tidak dimintakan persetujuan Direktorat Jenderal Pajak maka atas peningkatan nilai aktiva tetap tersebut tidak dikenakan pajak. Hal ini karena Direktorat Jenderal Pajak tetap mengakui nilai aktiva tetap perusahaan sebesar nilai sebelum penilaian kembali dan akan menghitung biaya penyusutan atas aktiva tetap berdasarkan nilai sebelum penilaian kembali tersebut. Perbedaan antara nilai aktiva tetap yang tercatat pada laporan keuangan dengan yang diakui oleh Direktorat Jenderal Pajak ini menjadi perbedaan temporer yang akan direkonsiliasi pada saat perhitungan pajak perusahaan.
Eliminasi Defisit
Setelah perusahaan mengetahui nilai wajar dari seluruh aktiva dan kewajibannya, maka perusahaan dapat memperkirakan apakah selisih penilaian kembali aktiva dan kewajibannya cukup besar untuk menutup saldo negatif. PSAK No. 51 mengatur akun-akun mana saja yang digunakan untuk menutup saldo defisit, serta mengatur urutan prioritas dari akun-akun tersebut. Urutan pertama adalah Cadangan Umum. Kedua, cadangan khusus. Ketiga, selisih penilaian aktiva dan kewajiban dan selisih penilaian sejenisnya (misalnya selisih penilaian efek tersedia untuk dijual, selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi, dan pendapatan komprehensif). Keempat, tambahan modal disetor dan sejenisnya (misalnya selisih kurs setoran modal). Kelima, yang terakhir, adalah modal saham. Penggunaan modal saham untuk menutup defisit dilakukan dengan cara menurunkan nilai nominal saham, dan menggunakan selisih antara nilai nominal lama dengan nilai nominal yang baru untuk menutup sisa defisit yang belum terhapus oleh akun-akun ekuitas lainnya. Apabila setelah semua saldo akun-akun tersebut habis digunakan namun ternyata defisit Emiten dan Perusahaan Publik belum sepenuhnya terhapus, maka kuasi reorganisasi tidak dapat dilakukan.
Sebagai ilustrasi, suatu perusahaan yang bernama PT ABC, memiliki total aktiva Rp. 500 milyar, total kewajiban Rp. 300 milyar dan total ekuitas Rp. 200 milyar, dimana saldo ekuitas tersebut terdiri dari Defisit Rp. 100 milyar, Cadangan Umum Rp. 25 milyar, Cadangan Khusus Rp. 25 milyar, Modal Disetor sebesar Rp. 250 milyar. Perusahaan tersebut bermaksud untuk menghapus defisitnya melalui kuasi-reorganisasi, dan mulai melakukan penilaian kembali aktiva dan kewajibannya. Setelah dilakukan penilaian kembali, nilai total aktiva menjadi Rp. 600 milyar, dan nilai kewajiban tidak berubah, sehingga terdapat saldo selisih penilaian aktiva dan kewajiban menjadi Rp. 100 milyar. Tabel 2 menggambarkan perbandingan neraca PT ABC sebelum dan setelah penilaian kembali aktiva dan kewajiban:

Tabel 2
Neraca PT ABC sebelum dan setelah penilaian kembali seluruh aktiva dan kewajiban

Setelah dilakukan penilaian kembali aktiva dan kewajiban maka perusahaan mulai menutup defisit dengan akun-akun ekuitas berdasarkan urutan sebagaimana ditentukan oleh PSAK No. 51 di atas. Berdasarkan posisi akun-akun ekuitas yang dimiliki perusahaan, maka saldo yang digunakan untuk menutup defisit Rp. 100 milyar adalah saldo cadangan khusus seluruhnya, saldo cadangan umum seluruhnya, dan saldo selisih penilaian kembali aktiva dan kewajiban sebesar Rp. 50 milyar. Setelah defisit mencapai angka nol, maka saldo cadangan khusus dan cadangan umum menjadi nol, saldo selisih penilaian kembali aktiva dan kewajiban tersisa sebesar Rp. 50 milyar.
Tabel 3 menggambarkan posisi ekuitas PT ABC sebelum dan setelah kuasi reorganisasi dilaksanakan.
Tabel 3
Ekuitas PT ABC sebelum dan setelah eliminasi defisit

Keterbukaan Informasi dan Rapat Umum Pemegang Saham
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, apabila perusahaan memandang kuasi-reorganisasi dapat dilaksanakan maka langkah selanjutnya adalah mendapatkan persetujuan RUPS. Peraturan Nomor IX.L.1 menyatakan bahwa kuasi-reorganisasi hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. Dengan adanya kewajiban ini maka pemegang saham yang tidak setuju dengan rencana kuasi-reorganisasi memiliki kesempatan untuk mencegah pelaksanaan rencana kuasi-reorganisasi. Apabila mayoritas pemegang saham tidak menyetujui rencana kuasi-reorganisasi maka kuasi-reorganisasi tidak dapat dilaksanakan.
Dalam rangka mendapat persetujuan RUPS ini maka Emiten dan Perusahaan Publik wajib menyampaikan keterbukaan informasi kepada pemegang saham sehingga keputusan pemegang saham pada saat RUPS akan diambil berdasarkan informasi yang memadai. Untuk itu maka Emiten dan Perusahaan Publik wajib menyiapkan secara cermat aspek keterbukaan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.L.1. Hal-hal yang wajib disampaikan tersebut antara lain adalah rencana, tujuan dan alasan dilakukannya kuasi reorganisasi, jadwal pelaksanaan kuasi reorganisasi, ikhtisar data keuangan penting selama 3 (tiga) tahun terakhir, status kelangsungan usaha, hasil penilaian nilai wajar aktiva dan kewajiban, neraca sebelum kuasi reorganisasi yang diaudit dan proforma neraca sesudah kuasi reorganisasi, termasuk rincian perhitungan eliminasi saldo laba negatif, yang direview, dan pendapat dari Akuntan mengenai kesesuaian penerapan prosedur dan ketentuan dalam pelaksanaan kuasi reorganisasi dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, termasuk penyesuaian-penyesuaian akuntansi yang ada.
Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksanaan RUPS, maka keterbukaan informasi kepada pemegang saham sebagaimana disebutkan di atas wajib disampaikan kepada Bapepam-LK selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pengumuman RUPS. Adapun jadwal pengumuman RUPS, termasuk penyampaian keterbukaan informasi mengenai kuasi-reorganisasi kepada publik, dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Emiten dan Perusahaan Publik. Dengan disampaikannya keterbukaan informasi kepada publik diharapkan pemegang saham akan mendapat informasi yang memadai untuk mengambil keputusan dalam RUPS.
Pengungkapan dalam laporan keuangan setelah pelaksanaan kuasi-reorganisasi
Setelah pelaksanaan kuasi-reorganisasi, informasi tentang kuasi-reorganisasi wajib dimuat dalam laporan keuangan Emiten dan Perusahaan Publik sesuai dengan PSAK No. 51 tentang Akuntansi Kuasi-Reorganisasi. PSAK ini berusaha memastikan agar informasi mengenai kuasi-reorganisasi benar-benar sampai kepada pembaca laporan keuangan.
Mengingat bahwa kuasi-reorganisasi bukan merupakan reorganisasi nyata, maka disamping persyaratannya harus sangat ketat, juga harus terdapat jaminan bahwa informasi mengenai kuasi-reorganisasi ini terbaca oleh pembaca laporan keuangan. Untuk itu menjamin hal tersebut maka PSAK No. 51 mewajibkan laporan keuangan tahunan untuk menyajikan neraca akhir periode sebelum kuasi-reorganisasi, neraca per tanggal kuasi reorganisasi dan neraca akhir periode terakhir. Dengan munculnya informasi mengenai kuasi-reorganisasi secara signifikan di neraca, diharapkan informasi tersebut tidak akan terlewat oleh pembaca laporan keuangan.
Disamping penyajian di neraca, PSAK No. 51 juga mewajibkan adanya pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai alasan melakukan kuasi-reorganisasi, status going concern perusahaan dan rencana manajemen dan pemegang saham setelah kuasi reorganisasi yang menggambarkan prospek usaha di masa depan, jumlah saldo laba negatif yang dieliminasi dalam neraca dan jumlah tersebut disajikan selama tiga tahun berturut-turut sejak kuasi-reorganisasi, metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk menilai aset dan kewajiban pada saat dilakukan kuasi-reorganisasi, rincian dari jumlah yang membentuk akun selisih peniliaan aset dan kewajiban sebelum digunakan untuk mengeliminasi defisit, dan keterangan tanggal terjadinya kuasi reorganisasi pada akun saldo laba dalam neraca untuk jangka waktu 10 tahun ke depan sejak kuasi reorganisasi. Dengan diungkapkannya keterangan mengenai kuasi-reorganisasi dalam laporan keuangan sampai dengan 10 tahun sejak pelaksanaannya, maka informasi tersebut tidak dengan mudah dilupakan oleh para pemangku kepentingan perusahaan tersebut.
Demikianlah beberapa peraturan yang harus diperhatikan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dalam melakukan kuasi-reorganisasi. Sebagaimana pada peraturan Bapepam-LK lainnya, peraturan-peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan landasan hukum yang jelas bagi pelaksanaan kuasi reorganisasi, dan memberikan perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham melalui keterbukaan informasi dan adanya hak untuk mencegah kuasi-reorganisasi jika pemegang saham memandang kuasi-reorganisasi merugikan kepentingannya. (Made)

Monday, May 9, 2011

Trading Wisdom

•Buy low, sell high.
•Buy high, sell higher.
•Don’t fight the Fed.
•Don’t fight the tape.
•Pigs get fat, hogs get slaughtered. Or: Pigs get FED, hogs get slaughtered.
•Bulls make money. Bears make money. Pigs get slaughtered.
•Trade in the direction of the trend.
•The trend is your friend.
•The trend is not your friend when it ends.
•The crowd is right during the trends but wrong at both ends. (Humphrey B. Neill)
•Buy the dips, sell the rallies.
•Buy the rumor, sell the fact.
•Buy into bad news and sell into good news.
•Buy the panic, sell the greed.
•Buy strength, sell weakness.
•Never short a dull market.
•Cut losses short, let profits run.
•When in doubt, stay out.
•It’s easier to stay out than to get out.
•Get out when you can, not when you have to.
•Minimize losses.
•Never let a winner turn into a loser.
•Never let a small loss turn into a big loss.
•Lose your opinion, not your money.
•Trade what you see, not what you think.
•When in doubt, sell. You will usually get another chance in something else.
•Quickly exit losing trades and move on to the next opportunity.
•Date them, don’t marry them.
•You can’t go broke taking profits.
•A profitable trade is a good trade.
•Take profits relentlessly.
•Profits aren’t as important as preserving your capital.
•Manage the risk and the profits will take care of themselves.
•It’s better to own too few shares than too many.
•Average up, not down. Add to winners, not losers.
•There are more fools among buyers than among sellers.
•The open belongs to the amateurs and the close belongs to the professionals.
•Plan your trades. Trade your plan.
•Always sell what shows you a loss and keep what shows you a profit. (Reminiscences of a Stock Operator)
•There are few if any chronic bears, as pessimists have a hard time making a living in America. (John Rothchild)
•There’s nothing wrong with cash. It gives you time to think. (Robert Pretcher, Jr.)
•Predetermine the exit strategy for all trades. Always have a plan for selling, as well as for buying.
•Know the fundamentals. Trade the technicals.
•Volume precedes price.
•Price has memory.
•Bottoms take longer to form than tops.
•Buy at support, sell at resistance.
•Sell on the stall before the fall.
•Buy ‘em when they’re sleepin’, hold ‘em when they’re creepin’, sell ‘em when they’re leapin’.
•The best time to buy is when blood is running in the streets. (Nathan M. Rothschild)
•Buy when most people are selling, and sell when most people are buying.
•Buy from the scared, sell to the greedy.
•Buy their pain, not their gain.
•Beat the crowd in and out the door. You have to take their money before they take yours, period.
•Successful traders are quick to change their minds and have little pride of opinion. (Don Worden)
•The most profitable traders spend 80 percent of their time finding a fast-moving market, and 20 percent of their time trading it. (David Bowden)
•There’s only one indicator that counts: The Check-Book Indicator. (David Bowden)
•Risk varies inversely with knowledge. (Irving Fisher)
•I made my money because I always got out too soon. (Bernard Baruch)
•Don’t try to buy at the bottom and sell at the top. It can’t be done except by liars. (Bernard Baruch)
•Even being right three or four times out of 10 should yield a person a fortune if they have the sense to cut losses quickly. (Bernard Baruch)
•Throughout all my years of investing I’ve found that the big money was never made in the buying or the selling. The big money was made in the waiting. (Jesse Livermore)
•The faster a stock has climbed, the quicker it will fall. (Menschel)
•The easier information arrives, the less valuable it is. (Menschel)
•The more certain the crowd is, the surer it is to be wrong. (Menschel)
•It’s not whether you’re right or wrong that’s important, but how much money you make when you’re right and how much you lose when you’re wrong. (George Soros)
•My approach works not by making valid predictions but by allowing me to correct false ones. (George Soros)

--------------------------------------------------------------------------------
Warren Buffet

•Occasionally, successful investing requires inactivity.
•In this game, the market has to keep pitching, but you don’t have to swing. You can stand there with the bat on your shoulder until you get a fat pitch.
•I will tell you the secret of getting rich on Wall Street. You try to be greedy when others are fearful, and you try to be very fearful when others are greedy.
•I’d be a bum on the street with a tin cup if the markets were always efficient.
•I don’t try to jump over 7-foot bars, I look around for 1-foot bars that I can step over.
•For investors as a whole, returns decrease as motion increases.
•The market, like the Lord, helps those who help themselves. But unlike the Lord, the market does not forgive those who know not what they do.
•Look at market fluctuations as your friend rather than your enemy; profit from folly rather than participate in it.
•Risk comes from not knowing what you’re doing.
•It’s only when the tide goes out that you know who’s been swimming naked.

--------------------------------------------------------------------------------

•Buy at the point of maximum pessimism and sell at the point of maximum optimism. (Sir John Templeton, founder of Templeton Funds)
•Bull markets are born on pessimism, grow on skepticism, mature on optimism, and die on euphoria. (Sir John Templeton)
•We’re all just one trade away from humility. (WallStreet, the movie)
•As the notorious stock manipulator Daniel Drew allegedly said, “To speckilate as an outsider is like trying to drive black pigs in the dark.”
•If you don’t like the odds, don’t bet. (Jesse Livermore)
•Price is king, but volume is the power behind the price. (Don Warden)
•The market can remain irrational longer than you can remain solvent. (Keynes)
•Bear markets begin in good times. Bull markets begin in bad times.
•Never confuse genius with a bull market.
•Just because the price goes up doesn’t mean you’re right; just because the price goes down doesn’t mean you’re wrong. (Peter Lynch)
•Money goes where it is wanted and stays where it is well treated. (Walter Wriston)
•Rallies in bear markets die on low volume. (Art Cashin on CNBC)
•Volume is validity. If enough people believe in something, it moves. (Art Cashin on CNBC)
•Trading isn’t a game of luck. It’s a game of probability.
•Prosperity ends in a crisis. The error of optimism dies in the crisis, but in dying it gives birth to an error of pessimism. This new error is born, not an infant, but a giant. (Arthur Cecil Pigou)
•Capitalism without failure is like religion without sin. (Economist and Carnegie Mellon professor Allan Meltzer)
•Money: Power at its most liquid. -Mason Cooley
•The bigger the top, the bigger the drop.